KONSERVASI MANGROVE DI DAERAH
JAWA TIMUR
HUTAN MANGROVE DI JAWA TIMUR
Kawasan Pesisir utara Jawa Timur seperti Tuban, Lamongan,
Gresik,
Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo, merupakan satu
kesatuan pantai yang memiliki pola perkembangan garis pantai yang berbeda,
sebagian besar dari wilayah pantai diatas memiliki ciri topografi wilayah
pantai yang relatif datar dengan kemiringan 0-3 derajat, banyaknya sungai yang bermuara di sepanjang mengakibatkan beberapa wilayah dikawasan pesisir utara jawa mengalami pertambahan luas tanah sehingga pantainya semakin menjorok kelaut (sedimentasi) garis pantai. Mangrove hanya tumbuh pada wilayah pesisir yang memiliki banyak pasir.
Dari
penelitian yang dilakukan oleh ecoton, sepanjang Patura Jawa Timur
terdapat lebih dari 25 jenis tumbuhan
mangrove, tumbuhan yang ditemukan sebagian besar merupakan jenis bakau dan
api-api, kedua golongan ini paling umum dijumpai dan dikenal masyarakat pesisir
karena selain tumbuh alami di tepi pantai jenis ini ditanam masyarakat
ditepi-tepi tambak tradisional yang difungsikan sebagai penahan pematang tambak
agar tidak longsor sebagian lagi ditanam ditengah tambak untuk mengundang kawanan
burung
untuk
bersarang dipohon bakau dan api-api
yang ditanam karena sebagian besar petambak di
daerah Ujung Pangkah Gresik, Sememi (Surabaya) dan Curah sawo
(Probolinggo) merasakan manfaat keberadaan burung tersebut karena menurut mereka kotoran
burung yang bersarang berpengaruh pada produksi ikan yang mereka panen.Hutan mangrove
yang
ada di Jawa Timur umumnya menempati
daerah
muara
sungai,
kawasan
terbesar
adalah
daerah delta
Brantas yang meliputi Gresik,
Surabaya,
Sidoarjo,
Pasuruan
dan sebagian Probolinggo, karena transport sedimen
yang cukup besar dari Sungai yang bermuara disepanjang pantai tersebut lambat
laun daerah tersebut membentuk tanah yang terus maju kelaut (tanah oloran)
hal
ini semakin dipercepat dengan pantai yang landai dengan ombak yang tenang.
Pada
tahun 70an kawasan
ini
merupakan
belantara
mangrove yang menyimpan keanekaragaman hayati tinggi, hal ini terbukti dengan
digunakannya daerah ini sebagai daerah persinggahan burung pengembara (migran)
yang berasal dari benua eropa menuju Australia, tempat tinggal dari puluhan
jenis burung air diantaranya kuntul (Egretta
alba),
Bangau
Tongtong(Leptoptilos
javanicus), Belibis kembang (Dendrocygna
arquata),
Pecuk
ular(Anhinga
melanogaster), dan jenis burung air lainnya, namun sekarang
karena
semakin bertambah banyaknya jumlah
manusia di Jawa
Timur keberadaan mangrove digantikan oleh lahan-lahan yang
memenuhi kebutuhan hidup manusia seperti tambak udang dan bandeng, pemukiman,
tempat rekreasi, pelabuhan laut, pemukiman dan sawah. Penyusutan tersebut
lambat laun membawa dampak pada kualitas dan daya dukung lingkungan
pesisir yang diawali
dengan punahnya 4 jenis tumbuhan mangrove di delta brantas.
INVENTARISASI MANGROVE DAN MASALAH DAERAH
PESISIR
Keberadaan mangrove di Jawa Timur tersebar di hampir semua Daerah Tingkat II di Pantura
Jawa Timur.Hal ini disebabkan struktur / karakter pantai yang mendukung
pertumbuhan vegetasi mangrove. Hutan mangrove dapat tumbuh pada daerah pesisir
yang memiliki ciri khusus yaitu :
1.
memiiliki
topografi pantai yang landai dengan kemiringan 0-5 derajat,
2.
adanya
pengaruh pasang surut, adanya suplai air tawar,
3.
beriklim
sedang dengan kisaran suhu 25 – 30 Derajat Celcius.
Daerah Pantura yang memiliki potensi tumbuhnya mangrove/memenuhi syarat
tumbuhnya mangrove adalah daerah Delta Brantas, namun ironis sekali sebab daerah
ini merupakan daerah urban dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi yang memerlukan
banyak fasilitas infrastruktur dan memanfaatkan wilayah pesisir :
1.
dengan
melakukan reklamasi pantai,
2.
pembangunan/perluasan
dermaga,
3.
pembangunan
perumahan pantai, sarana rekreasi, industri dan
4.
pembangunan
tambak,
sehingga
selain berdampak pada kerusakan mangrove kini daerah perairan Delta Brantas terancam telah
tercemar. Kondisi pesisir Pantura Jawa Timur saat ini
mengalami beberapa kerusakan lahan terutama daerah yang telah digunakan sebagai
tambak intensif
yang mengalami kegagalan dan
ditinggalkan pemiliknya sehingga saat ini banyak lahan tidur yang terdapat di daerah Situbondo dan Probolinggo. Berhentinya rencana pembangunan
di daerah Pantai Timur Surabaya membuat hutan mangrove yang terlanjur dibabat
kini tak terurus, disebabkan karena:
1.
Belum ditetapkannya tata
ruang pesisir, sehingga
terjadi penyerobotan
hutan mangrove dan pengalihan fungsi yang cenderung merusak kelestarian lingkungan,
2.
Tidak tegasnya Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur dalam menangani
masalah kerusakan pesisir,
3.
Tidak
jelasnya instansi yang bertanggung jawab dalam upaya pengelolaan dan pengawasan
kawasan pesisir Pantura Jawa Timur,
4.
Lemahnya data potensi keanekaragaman hayati pesisir dan manfaatnya.
Kerusakan
ekosistem mangrove dan pesisir akan bertambah dahsyat apabila Pemerintah Daerah lambat dalam menangani masalah tersebut, sebagaimana kita terlambat mengetahui
punahnya 4 jenis vegetasi mangrove di daerah Delta Brantas, terancam punahnya
beberapa jenis burung air dari ordo Ciconiformes, dan semakin tingginya tingkat
pencemaran B3 di kawasan kota pesisir (Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan)
RANCANGAN PEMBANGUNAN DAERAH PESISIR
Potensi, Masalah Dan Prospek Kawasan
Pesisir Dan Kepulauan di
Jawa Timur
·
Potensi
Sumber
daya kelautan pada
kawasan pulau-pulau kecil
memiliki potensi keaneka-ragaman
hayati yang bernilai ekonomi
tinggi seperti berbagai jenis ikan,udang dan kerang, yang kesemuanya merupakan aset yang sangat strategis
untuk dikembangkan dengan basis kegiatan
ekonomi pada pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental
service) kelautan. Dan yang tak kalah pentingnya keberadaan ketiga ekosistem
pesisir dan laut tersebut memiliki arti penting bagi kelestarian kehidupan
organisme perairan laut dan sumberdaya pesisir. Pemanfaatan secara ekonomi
terhadap
pulau kecil
bagi masyarakat
adalah pemanfaatan lingkungan alam yang indah dan nyaman dalam bentuk kegiatan
pariwisata laut, kegiatan budidaya (ikan, udang, rumput laut) yang dapat bermanfaat bagi peningkatan pendapatan atau mata pencaharian penduduk setempat, serta potensi sumberdaya hayati yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dan bernilai ekonomis, seperti berbagai jenis ikan, udang, kerang yang kesemuanya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan
kesejahteraan masyarakat.
·
Masalah
Dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan di Provinsi Jawa Timur kurang optimal, kondisi
tersebut tercermin dari lesunya produktifitas perikanan. Selain itu pulau-pulau
kecil di perairan Jawa Timur sangat banyak dan belum dimanfaatkan, kondisi tersebut juga terbukti bahwa terdapat 53 pulau yang belum diberi nama. Selain itu banyak masyarakat yang kurang paham dalam pelestarian lingkungan, kebiasaan nelayan dalam
menggunakan bahan peledak dan racun dalam menangkap ikan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem bawah laut terutama komunitas terumbu
karang.
·
Prospek
Prospek kawasan pesisir dan kepulauan sangat besar, maka pemanfaatan kawasan tersebut
diupayakan optimal dalam pelaksanaanya, seperti: pengembangan pariwisata
bahari, pembangunan pelabuhan pendaratan ikan, pengembangan budidaya perikanan
tambak atau keramba serta rumput laut, pemberdayaan masyarakat pesisir,
sumberdaya pesisir dan laut dikembangkan dengan berbagai pembangunan sektoral,
regional, swasta dan masyarakat yang memanfaatkan kawasan pesisir meliputi sumber daya perikanan tangkap dan budidaya, lokasi resort, wisata, pertambangan lepas pantai, pelabuhan
laut dan potensi strategis bagi kepentingan militer.
Strategi Penataan Kawasaan Pesisir dan
Kepulauan
Wilayah
yang memiliki pulau terbesar berlokasi di administrasi Kabupaten sumenep sedangkan lainnya tersebar
di sekitar pesisir selatan, pengembangan wilayah di kepulauan Provinsi Jawa
Timur, adalah sebagai berikut :
·
Peningkatan
akses menuju kota-kota pesisir yang manjadi orientasi utama di wilayah Jawa
Timur
·
Pengembangan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan internasional. Bersekala
kecil hingga besar.
·
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan sosial – ekonomi masyarakat
·
Pengembangan kegiatan ekonomi dengan sebesar-besarnya memanfaatkan daya lokal
(SDM, SDA dan SDB)
·
Meningkatkan
industri di kawasan pesisir dan kelautan.
Sumber : http://dokumen.tips/documents/konservasi-mangrove.html
No comments:
Post a Comment