Wednesday, March 30, 2016

KONSERVASI MANGROVE DI DAERAH JAWA TIMUR



KONSERVASI MANGROVE DI DAERAH JAWA TIMUR


HUTAN MANGROVE DI JAWA TIMUR

Kawasan   Pesisir   utara   Jawa   Timur   seperti   Tuban,   Lamongan,  Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo, merupakan satu kesatuan pantai yang memiliki pola perkembangan garis pantai yang berbeda, sebagian besar dari wilayah pantai diatas memiliki ciri topografi wilayah pantai yang relatif datar dengan   kemiringan   0-3   derajat,   banyaknya   sungai   yang   bermuara   di  sepanjang mengakibatkan   beberapa   wilayah   dikawasan   pesisir   utara   jawa  mengalami pertambahan   luas   tanah   sehingga   pantainya   semakin   menjorok  kelaut (sedimentasi) garis   pantai. Mangrove   hanya   tumbuh   pada   wilayah   pesisir   yang memiliki banyak pasir.
Dari penelitian   yang  dilakukan   oleh ecoton,  sepanjang  Patura Jawa Timur
terdapat lebih dari 25 jenis tumbuhan mangrove, tumbuhan yang ditemukan sebagian besar merupakan jenis bakau dan api-api, kedua golongan ini paling umum dijumpai dan dikenal masyarakat pesisir karena selain tumbuh alami di tepi pantai jenis ini ditanam masyarakat ditepi-tepi tambak tradisional yang difungsikan sebagai penahan pematang tambak agar tidak longsor sebagian lagi ditanam ditengah tambak untuk mengundang   kawanan   burung   untuk bersarang   dipohon   bakau   dan   api-api   yang ditanam karena sebagian besar petambak di daerah Ujung Pangkah Gresik, Sememi (Surabaya) dan  Curah  sawo (Probolinggo)  merasakan manfaat  keberadaan  burung tersebut karena menurut mereka kotoran burung yang bersarang berpengaruh pada produksi  ikan   yang   mereka   panen.Hutan   mangrove   yang   ada   di   Jawa  Timur umumnya   menempati   daerah   muara   sungai,   kawasan   terbesar   adalah  daerah   delta Brantas   yang   meliputi   Gresik,   Surabaya,   Sidoarjo,   Pasuruan dan   sebagian Probolinggo, karena transport sedimen yang cukup besar dari Sungai yang bermuara disepanjang pantai tersebut lambat laun daerah tersebut membentuk tanah yang terus maju kelaut (tanah   oloran)   hal ini   semakin dipercepat  dengan pantai   yang  landai dengan   ombak   yang   tenang.   Pada  tahun   70an   kawasan   ini   merupakan   belantara mangrove yang menyimpan keanekaragaman hayati tinggi, hal ini terbukti dengan digunakannya daerah ini sebagai daerah persinggahan burung pengembara (migran) yang berasal dari benua eropa menuju Australia, tempat tinggal dari puluhan jenis burung   air diantaranya   kuntul   (Egretta   alba),   Bangau   Tongtong(Leptoptilos javanicus), Belibis   kembang   (Dendrocygna   arquata),   Pecuk   ular(Anhinga melanogaster),   dan   jenis   burung   air   lainnya,   namun   sekarang   karena semakin bertambah   banyaknya   jumlah   manusia   di   Jawa   Timur   keberadaan   mangrove digantikan oleh lahan-lahan yang memenuhi kebutuhan hidup manusia seperti tambak udang dan bandeng, pemukiman, tempat rekreasi, pelabuhan laut, pemukiman dan sawah. Penyusutan tersebut lambat laun membawa dampak pada kualitas dan daya dukung   lingkungan   pesisir   yang  diawali   dengan   punahnya   4   jenis   tumbuhan mangrove di delta brantas.

INVENTARISASI MANGROVE DAN MASALAH DAERAH PESISIR

Keberadaan   mangrove   di   Jawa   Timur   tersebar   di   hampir   semua Daerah Tingkat II di Pantura Jawa Timur.Hal ini disebabkan struktur / karakter pantai yang mendukung pertumbuhan vegetasi mangrove. Hutan mangrove dapat tumbuh pada daerah pesisir yang memiliki ciri khusus yaitu :

1.     memiiliki topografi pantai yang landai dengan kemiringan 0-5 derajat,
2.     adanya pengaruh pasang surut, adanya suplai air tawar,
3.     beriklim sedang dengan kisaran suhu 25 – 30 Derajat Celcius.

Daerah   Pantura   yang   memiliki   potensi   tumbuhnya   mangrove/memenuhi syarat tumbuhnya mangrove adalah daerah Delta Brantas, namun ironis sekali sebab daerah ini merupakan daerah urban dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi yang memerlukan banyak fasilitas infrastruktur dan memanfaatkan wilayah pesisir :
1.     dengan melakukan reklamasi pantai,
2.     pembangunan/perluasan dermaga,
3.     pembangunan perumahan pantai, sarana rekreasi, industri dan
4.     pembangunan tambak,
sehingga selain berdampak  pada kerusakan   mangrove kini  daerah  perairan Delta Brantas terancam telah tercemar. Kondisi pesisir Pantura Jawa Timur saat ini mengalami beberapa kerusakan lahan terutama daerah yang telah digunakan sebagai tambak intensif yang mengalami  kegagalan  dan  ditinggalkan pemiliknya sehingga saat   ini   banyak   lahan   tidur   yang   terdapat   di   daerah   Situbondo  dan   Probolinggo. Berhentinya rencana pembangunan di daerah Pantai Timur Surabaya membuat hutan mangrove yang terlanjur dibabat kini tak terurus, disebabkan karena:
1.     Belum   ditetapkannya   tata   ruang   pesisir,   sehingga   terjadi penyerobotan  hutan   mangrove   dan   pengalihan   fungsi   yang   cenderung merusak kelestarian lingkungan,
2.     Tidak   tegasnya   Pemerintah   Daerah   Tingkat   I   Jawa   Timur dalam menangani masalah kerusakan pesisir,
3.     Tidak jelasnya instansi yang bertanggung jawab dalam upaya pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir Pantura Jawa Timur,
4.     Lemahnya   data   potensi   keanekaragaman   hayati   pesisir   dan manfaatnya.

Kerusakan ekosistem mangrove dan pesisir akan bertambah dahsyat apabila Pemerintah   Daerah   lambat   dalam   menangani   masalah   tersebut,   sebagaimana kita terlambat mengetahui punahnya 4 jenis vegetasi mangrove di daerah Delta Brantas, terancam punahnya beberapa jenis burung air dari ordo Ciconiformes, dan semakin tingginya tingkat pencemaran B3 di kawasan kota pesisir (Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan)

RANCANGAN PEMBANGUNAN DAERAH PESISIR

Potensi, Masalah Dan Prospek Kawasan Pesisir Dan Kepulauan di
Jawa Timur

·      Potensi
Sumber daya   kelautan   pada   kawasan   pulau-pulau   kecil   memiliki potensi keaneka-ragaman  hayati yang bernilai ekonomi  tinggi  seperti berbagai  jenis ikan,udang dan  kerang, yang  kesemuanya merupakan  aset yang  sangat  strategis  untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi pada pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental service) kelautan. Dan yang tak kalah pentingnya keberadaan ketiga ekosistem pesisir dan laut tersebut memiliki arti penting bagi kelestarian kehidupan organisme perairan laut dan sumberdaya   pesisir.   Pemanfaatan   secara ekonomi   terhadap   pulau   kecil   bagi masyarakat   adalah   pemanfaatan lingkungan   alam   yang   indah   dan   nyaman dalam bentuk kegiatan pariwisata laut, kegiatan budidaya (ikan, udang, rumput laut) yang dapat bermanfaat   bagi   peningkatan   pendapatan   atau   mata   pencaharian penduduk setempat,   serta   potensi   sumberdaya   hayati   yang   memiliki  keanekaragaman   yang tinggi   dan   bernilai   ekonomis,   seperti   berbagai jenis   ikan,   udang,   kerang   yang kesemuanya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.

·      Masalah
Dalam   pemanfaatan   sumberdaya   kelautan   di   Provinsi   Jawa   Timur kurang optimal, kondisi tersebut tercermin dari lesunya produktifitas perikanan. Selain itu pulau-pulau kecil di perairan Jawa Timur sangat banyak dan belum dimanfaatkan, kondisi   tersebut   juga   terbukti   bahwa   terdapat 53   pulau   yang   belum   diberi   nama. Selain   itu   banyak   masyarakat yang   kurang   paham   dalam   pelestarian   lingkungan, kebiasaan nelayan dalam menggunakan bahan peledak dan racun dalam menangkap ikan   akan mengakibatkan   kerusakan   ekosistem   bawah   laut   terutama   komunitas terumbu karang.

·      Prospek
Prospek   kawasan   pesisir   dan   kepulauan   sangat   besar,   maka pemanfaatan kawasan tersebut diupayakan optimal dalam pelaksanaanya, seperti: pengembangan pariwisata bahari, pembangunan pelabuhan pendaratan ikan, pengembangan budidaya perikanan tambak atau keramba serta rumput laut, pemberdayaan masyarakat pesisir, sumberdaya pesisir dan laut dikembangkan dengan berbagai pembangunan sektoral, regional,   swasta   dan masyarakat   yang   memanfaatkan   kawasan   pesisir   meliputi sumber daya perikanan tangkap dan   budidaya,   lokasi   resort,  wisata, pertambangan lepas pantai, pelabuhan laut dan potensi strategis bagi kepentingan militer.

Strategi Penataan Kawasaan Pesisir dan Kepulauan

Wilayah yang memiliki pulau terbesar berlokasi di administrasi  Kabupaten sumenep sedangkan lainnya tersebar di sekitar pesisir selatan, pengembangan wilayah di kepulauan Provinsi Jawa Timur, adalah sebagai berikut :
·      Peningkatan akses menuju kota-kota pesisir yang manjadi orientasi utama di wilayah Jawa Timur
·      Pengembangan   pelayanan   penunjang   kegiatan   perdagangan   internasional. Bersekala kecil hingga besar.
·      Peningkatan   sarana   dan   prasarana   penunjang   kegiatan   sosial      ekonomi masyarakat
·      Pengembangan   kegiatan   ekonomi   dengan   sebesar-besarnya   memanfaatkan daya lokal (SDM, SDA dan SDB)
·      Meningkatkan industri di kawasan pesisir dan kelautan.




Sumber : http://dokumen.tips/documents/konservasi-mangrove.html