Kesadaran bahwa negaranya hanya memiliki lahan sempit, sementara
Singapura ingin memberikan segalanya bagi warganya dan bagi wisatawan, maka
inovasi yang luar biasa dilakukan Singapura.
Dengan luas
yang mencapai 101 hektar, Garden by the Bay memberikan suasana yang berbeda
akan sebuah taman. Taman yang dibuat di atas tanah reklamasi ini terbagi
menjadi tiga bagian, yakni Bay South, Bay East, dan Bay Central. Saat ini
bagian yang baru dibuka adalah Bay South.
Bay South
merupakan taman yang paling luas dibanding dua taman yang lain. Luasnya
mencapai 54 hektar dan terdiri dari dua dome (rumah kaca) besar dan taman
terbuka hijau yang di dalamnya terdapat 18 Supertree (pohon raksasa). Kedua
dome itu berisi ribuan tanaman yang berasal dari daerah tinggi. Suhu di dome
itu sangat diatur kelembabannya. Bahkan, di dome Cloud Forest pengunjung
langsung diterpa udara sejuk berkabut seperti hawa pegunungan pada pagi hari.
Sebuah air
terjun buatan yang mengalir dari ketinggian 35 meter akan menyita perhatian
pengunjung. Selain itu, pengunjung akan terpana melihat koleksi tanaman yang
terancam punah seperti nepenthes (tanaman pemakan serangga, kantong semar) dan
anggrek hutan. Tanaman-tanaman ini terancam punah karena perubahan iklim dan
ulah manusia.
Di rumah
kaca ini semua tanaman ini terlihat sangat subur dan sehat. Menurut Goh Kim
Chai, Manager Corporate Communications Urban Redevelopment Authority,
pembangunan Garden by the Bay ini memakan waktu delapan tahun, dan membuat tanaman
ini menjadi sehat membutuhkan waktu yang cukup lama.
Uniknya,
pengunjung bisa naik hingga ke puncak air terjun dengan menggunakan lift. Lalu
berjalan turun melalui koridor besi yang dibuat mengelilingi air terjun.
Koridor besi ini mengingatkan TV Tower di Kota Shanghai, di mana pengunjung
bisa berjalan sambil melihat apa yang terjadi di bawah. Dengan demikian,
pengunjung merasa seolah-olah sedang berjalan di udara.
http://www.archdaily.com/254471/gardens-by-the-bay-grant-associates/